Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.315, Pasar Menanti Keputusan Tarif ASNilai tukar rupiah naik tipis 0,02 persen di tengah ekspektasi pasar terhadap negosiasi tarif AS.

Rupiah Menguat Stabil di Tengah Tekanan Global

Nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis di level Rp16.315 per dolar AS pada Selasa (22/7) sore. Kenaikan sebesar 3 poin atau 0,02 persen ini menunjukkan kestabilan meskipun tekanan global masih cukup kuat. Sebelumnya, rupiah sempat melemah di awal pekan akibat ketidakpastian arah kebijakan suku bunga global.

Bank Indonesia melalui kurs referensi Jisdor menempatkan rupiah di posisi Rp16.307 per dolar AS. Angka ini sedikit lebih rendah dari level pasar spot.

Mata Uang Asia Bergerak Bervariasi

Di kawasan Asia, pergerakan mata uang tampak bervariasi. Yen Jepang turun 0,26 persen, won Korea Selatan melemah 0,43 persen, dan baht Thailand terkoreksi 0,31 persen. Sementara itu, ringgit Malaysia justru menguat 0,04 persen. Dolar Singapura dan yuan China juga mengalami penurunan ringan masing-masing sebesar 0,11 persen dan 0,07 persen.

Respons Terhadap Pernyataan Menkeu AS

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa penguatan rupiah terjadi akibat sentimen positif dari pernyataan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent. Ia menyampaikan bahwa kesepakatan tarif harus berfokus pada kualitas, bukan sekadar tenggat waktu.

Pernyataan ini mendorong optimisme pasar bahwa negosiasi tarif yang semula ditetapkan berakhir 1 Agustus bisa diperpanjang demi kesepakatan yang lebih baik. Reaksi ini juga membantu menahan penguatan dolar AS terhadap mata uang lain.

Rupiah Menguat: Proyeksi Rupiah Rabu Besok

Lukman memprediksi bahwa rupiah berpotensi melemah kembali pada Rabu (23/7). Ia memperkirakan pergerakan rupiah berada di kisaran Rp16.250 hingga Rp16.400 per dolar AS. Pasar kini memantau data ekonomi AS dan perkembangan pembicaraan tarif sebagai faktor penggerak utama.

Baca juga: DJ Bravy Ungkap Dukungan untuk Erika Carlina di Close The Door