Hacker ETF Bitcoin Dipenjara 14 BulanEric D. Council dijatuhi hukuman 14 bulan penjara setelah meretas akun X OJK AS dan menyebar kabar palsu soal ETF Bitcoin

Hacker ETF Bitcoin Akses Akun X OJK AS Disalahgunakan

Eric D. Council, warga Alabama, Amerika Serikat, dinyatakan bersalah setelah meretas akun X milik Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Ia dijatuhi hukuman 14 bulan penjara karena menyebarkan informasi palsu soal persetujuan ETF Bitcoin, yang menyebabkan harga BTC melonjak tajam secara sementara. Hacker ETF Bitcoin

Aksi ini terjadi awal Januari 2024, saat Council menggunakan data pribadi korban untuk membuat ID palsu. Dengan ID tersebut, ia berhasil membujuk karyawan toko ponsel untuk menerbitkan kartu SIM baru, sehingga bisa melewati sistem autentikasi dua faktor.

Hacker ETF Bitcoin Menyebabkan Dampak Besar Bagi Pasar Kripto

Setelah berhasil mendapatkan akses ke akun X SEC, Council membuat unggahan palsu yang menyatakan ETF Bitcoin telah disetujui. Akibatnya, harga Bitcoin melonjak lebih dari USD 1.000 dalam waktu singkat sebelum kembali anjlok setelah kabar tersebut terbukti palsu.

Eric dan rekannya menerima bayaran sekitar USD 50.000 atas aksi manipulatif ini. Ia mengaku bersalah pada April 2025 dan kini sedang menjalani masa tahanannya.

Modus Serupa Pernah Terjadi

Penggunaan kartu SIM palsu untuk mengambil alih akun bukan hal baru. Sebelumnya, investor kripto Michael Terpin juga menjadi korban metode serupa dan kehilangan USD 24 juta.

Pada 2020, Joseph James O’Connor juga melakukan peretasan besar-besaran terhadap Twitter dan menyebarkan penipuan kripto lewat akun para tokoh terkenal.

Korea Utara dan Modus Baru Rekayasa Sosial

Dalam kasus berbeda, hacker asal Korea Utara diketahui membuat perusahaan palsu di AS untuk menyebarkan malware pencuri kripto. Beberapa perusahaan seperti Blocknovas dan Softglide terdaftar secara legal, sementara Angeloper Agency tidak.

Ketiga perusahaan ini menggunakan lowongan kerja palsu untuk menjebak pencari kerja agar memasang malware di perangkat mereka. Malware seperti BeaverTail, Invisible Ferret, dan Otter Cookie digunakan untuk mencuri data sensitif, termasuk kunci dompet kripto.

Dana Kripto untuk Program Nuklir

FBI menyita situs web Blocknovas setelah mendeteksi aktivitas mencurigakan. Pejabat AS meyakini bahwa aksi ini adalah bagian dari strategi Korea Utara untuk mendanai program senjata nuklir mereka lewat kripto. Peretas menggunakan kripto karena sifatnya yang mudah dianonimkan dan tidak terlacak dengan mudah.