100 Hari Trump: Kripto Jadi Korban Janji Manis TrumpDalam 100 hari pertama kepemimpinan Donald Trump, pasar kripto, khususnya Bitcoin, mengalami fluktuasi yang signifikan akibat kebijakan ekonomi dan hubungan internasional yang tidak menentu.

100 Hari Trump: Dampak Kebijakan Ekonomi Terhadap Pasar Kripto

Pada 30 April 2025, sudah 100 hari sejak Donald Trump dilantik. Selama periode tersebut, kebijakan Trump memengaruhi pasar kripto, terutama Bitcoin. Harga Bitcoin mengalami fluktuasi besar, sebagian akibat kebijakan ekonomi dan ketegangan internasional.

Kebijakan Ekonomi Trump dan Komunitas Kripto

Trump mengeluarkan beberapa perintah eksekutif terkait kripto. Salah satunya adalah arahan kepada Departemen Keuangan AS untuk mengumpulkan cadangan Bitcoin. Namun, meski mendukung industri ini, kebijakan Trump belum berpengaruh signifikan pada pasar. Pasar kripto masih menunggu perubahan nyata.

Janji Pro-Kripto Trump yang Belum Terwujud

Trump sempat berjanji untuk membebaskan Ross Ulbricht, pendiri Silk Road. Meski ada beberapa langkah awal, kebijakan pro-kripto belum terwujud secara konkret. “Kini kita tinggal menunggu apakah pembicaraan ini akan berujung pada kebijakan nyata,” kata Mauricio Mondragon dari Fortress Trust.

Ketegangan Perang Dagang AS-China dan Dampaknya pada Bitcoin

Pada 8 April 2025, harga Bitcoin sempat jatuh ke US$77.038. Penurunan ini terjadi akibat ketegangan dagang antara AS dan China. Tarif baru yang dikenakan AS memperburuk situasi. Akibatnya, arus dana keluar dari ETF Bitcoin Spot, tercatat sebesar US$815 juta pada April 2025.

Performa Bitcoin Selama 100 Hari Pertama Trump

Selama periode pertama Trump, Bitcoin turun 8,47%. Penurunan terbesar terjadi pada 3 Maret 2025, dengan harga turun 9,54%. Meskipun ada kebijakan yang diambil, pasar kripto tetap tidak stabil, dipengaruhi faktor eksternal dan ketidakpastian ekonomi.

Outlook Pasar Kripto Pasca 100 Hari Trump

Meskipun pasar kripto tertekan, optimisme masih ada. Analis memprediksi minat institusional akan mengembalikan stabilitas pasar. Namun, tantangan masih ada terkait ketegangan ekonomi global dan kebijakan luar negeri AS.