PBNU Minta Polisi Desak Penyelesaian Kasus Keset Kaki Bertuliskan Ayat Al-Qur’an
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengutuk keras penemuan keset kaki bertuliskan ayat-ayat Al-Qur’an yang dijual di beberapa wilayah Sulawesi Utara. Ketua PBNU Minta Polisi menyampaikan bahwa temuan ini sangat tidak pantas dan harus diselidiki secara tuntas oleh pihak kepolisian.
“Kami mengutuk keras kejadian ini. Jika memang ditemukan keset kaki seperti itu, seharusnya aparat segera melakukan penyelidikan, karena ini menyangkut penghormatan terhadap kitab suci umat Islam,” ujar Gus Fahrur dalam sebuah pernyataan resmi.
Pentingnya Penyidikan Jika Ada Unsur Kesengajaan
Menurut Gus Fahrur, jika kejadian ini dilakukan dengan sengaja, hal tersebut tidak hanya melukai perasaan umat Islam, tetapi juga bisa memicu ketegangan antar umat beragama. Ia mendesak pihak berwenang untuk mengungkapkan siapa yang bertanggung jawab dan apa tujuan di balik penjualan barang tersebut.
“Jika ada unsur kesengajaan, tentu harus ada sanksi yang tegas. Kita semua tahu bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam, dan seharusnya dihormati dalam segala bentuk,” tambahnya.
Keset Kaki Jadi Perbincangan Publik
Kejadian ini mulai mencuri perhatian publik setelah video yang menunjukkan keset kaki bertuliskan ayat Al-Qur’an beredar di media sosial. Video tersebut memperlihatkan seorang warga yang terkejut mendapati keset kaki yang dibelinya mengandung tulisan-tulisan suci yang seharusnya dihormati.
Kejadian ini memunculkan keresahan di kalangan umat Islam, karena dianggap sebagai tindakan yang sangat tidak sensitif dan tidak menghargai kesucian Al-Qur’an.
PBNU Serukan Pentingnya Menjaga Harmoni Antar Umat
PBNU juga mengingatkan kepada semua pihak untuk selalu menjaga kerukunan dan kedamaian antar umat beragama. Kejadian seperti ini, meski tidak terjadi di skala besar, bisa merusak hubungan antar kelompok dan menciptakan ketegangan yang tidak perlu.
PBNU mengimbau agar masalah ini segera ditangani dengan bijak, agar tidak menambah polemik di masyarakat. “Kami berharap pihak yang bertanggung jawab atas kejadian ini bisa diproses sesuai hukum, dan kejadian seperti ini tidak terulang di masa depan,” pungkas Gus Fahrur.